Hal tersebut disampaikan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, dalam jumpa pers usai pemeriksaan di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/7).
"Kami juga mendalami spektrum sebelum hari H. Kami tarik ke belakang, apa yang terjadi apa peristiwa dan kondisinya kaya apa," ujar Anam.
Anam menjelaskan, salah satu cara yang dilakukan Komnas HAM untuk mengetahui peristiwa yang terjadi sebelum Brigadir J tewas di rumah dinas Sambo, yakni menanyakan situasi yang terjadi di antara para ajudan Sambo.
"Misalnya, ini kondisinya bercanda tertawa atau tegang? Itu kami tarik," paparnya.
Dari hasil pemeriksaan keenam ajudan Sambo hari ini, Anam menyatakan bahwa rerata di antara mereka masih berseloroh.
"Beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa. Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," ungkapnya.
"Ini penting untuk melihat sesuatu yang kami dapatkan sendiri oleh Komnas HAM, untuk melihat constrain waktu dan melihat konteks yang terjadi dalam constrain waktu itu, termasuk tadi yang saya bilang di awal soal tertawa," tandas Anam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: