Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dugaan TPPU KSP Indosurya, Bareskrim Polri Hari Ini Lanjutkan Penyitaan Aset di Beberapa Lokasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Jumat, 11 Maret 2022, 04:57 WIB
Dugaan TPPU KSP Indosurya, Bareskrim Polri Hari Ini Lanjutkan Penyitaan Aset di Beberapa Lokasi
KSP Indosurya harus berurusan dengan hukum karena diduga melakukan penghimpunan dana secara ilegal/Net
rmol news logo Setelah melakukan penyitaaan aset senilai total Rp 1,5 triliun, hari ini Jumat (11/3) penyidik Direktorat Tipideksus Bareskrim Polri akan melakukan penyitaan aset-aset milik tersangka di beberapa lokasi.

Kasubdit III (TPPU) Direktorat Tipideksus Bareskrim Polri Kombes Robertus Yohanes De Deo menyatakan izin penyitaan khusus terkait asek milik tersangka senilai Rp 42 miliar akan dipindahkan ke rekening penampungan Bareskrim.

De Deo menyatakan, terkait tracing aset lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri, pihaknya telah berkoordinasi dengan PPATK dan Divhubinter Polri

Besok, penyidik akan melakukan penyitaan aset-aset milik tersangka di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Tangerang, Bogor dan Kab Bogor.

“Ijin penyitaan khusus terkait 12 milik para tersangka dengan nilai sekitar Rp 42 Miliar akan dilaksanakan pemindahan ke rekening penampungan Bareskrim pada Jumat 11 Maret 2022," terang De Deo, Kamis (10/3).

Bareskrim Polri menetapkan tiga petinggi KSP Indosurya. Mereka yakni Ketua KSP Indosurya Cipta Henry Surya,  Direktur Keuangan KSP Indosurya Cipta June Indria, dan Direktur Operasional KSP Indosurya Cipta, Suwito Ayub.

Ketiganya disangkakan dengan dugaan tindak pidana Perbankan dan atau tindak pidana penggelapan dan atau tindak pidana penipuan/perbuatan curang dan tindak pidana pencucian uang.

Ketiganya dijerat dengan  Pasal 46 UU 10/1998 tentang  tentang Perbankan dan atau Pasal 372 KUHP dan atau Pasal 378 KUHP dan Pasal 3 dan atau Pasal 4. Serta, Pasal 5 UU 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

KSP Indosurya diduga menghimpun dana secara ilegal dengan menggunakan badan hukum Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Inti/Cipta yang dilakukan sejak November 2012 sampai dengan Februari 2020.

Perhimpunan dana ini memiliki bentuk simpanan berjangka dengan memberikan bunga 8-11 persen. Kegiatan tersebut dilakukan di seluruh wilayah Indonesia tanpa dilandasi izin usaha dari OJK.

Kasus ini mengemuka setelah Indosurya mengalami gagal bayar.

Henry Surya yang menjabat sebagai ketua Koperasi Simpan Pinjam Indosurya lantas memerintahkan June Indria dan Suwito Ayub untuk menghimpun dana masyarakat menggunakan badan hukum Koperasi Simpan Pinjam Indosurya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA