Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Banyak Rakyat Miskin karena Tingginya Korupsi, KPK Gencarkan Kampanye Antikorupsi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Jumat, 22 Oktober 2021, 16:58 WIB
Banyak Rakyat Miskin karena Tingginya Korupsi, KPK Gencarkan Kampanye Antikorupsi
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata saat edukasi mahasiswa Universitas Tanjungpura/Repro
rmol news logo Masih banyak rakyat yang miskin disebabkan oleh tingkat korupsi yang tinggi. Sehingga, edukasi dan kampanye antikorupsi terus digencarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada pelajar dan mahasiswa.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengajak sivitas akademika memiliki konsen terhadap pemberantasan korupsi. Karena, selama 18 tahun keberadaan KPK, membutuhkan dukungan segenap pihak untuk dapat memberikan dampak yang signifikan dalam pemberantasan korupsi.

"Korupsi masih terjadi secara masif. Masyarakat Indonesia juga masih banyak yang miskin karena penyebabnya tingkat korupsi yang tinggi," ujar Alex dalam kuliah umum di Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (22/10).

Salah satu strategi pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK yaitu, edukasi dan kampanye antikorupsi.

Untuk pendidikan dasar dan menengah, ujarnya, KPK bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) yang sebelumnya sudah dilakukan perjanjian kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama.

"Untuk pendidikan dasar dan menengah, KPK minta pemda tingkat II mengeluarkan peraturan daerah terkait pendidikan antikorupsi. Begitupun dengan pemda tingkat I atau dengan Gubernur. Kami juga sudah minta untuk diterbitkan peraturan terkait pendidikan antikorupsi untuk tingkat SMA atau setaranya," jelas Alex.

KPK terus memonitor perkembangan penerbitan regulasi dan implementasi di lapangan yang bertujuan agar masyarakat khususnya di tingkat sekolah menerima pendidikan nilai-nilai integritas dan kejujuran sejak dini.

Selain itu, Alex juga menekankan hal tersebut bukan saja menjadi tugas sekolah, tapi penting memulai pendidikan antikorupsi sejak di rumah.

Karena sambung Alex, dalam konsep pendidikan dasar yang diimplementasikan selama ini ada yang kurang tidak seperti di negara lain yang relatif baik tingkat pendidikannya seperti Irlandia, Singapura, Jepang, menurutnya, lebih konsen memberikan pendidikan karakter lebih banyak di awal masa sekolah.

"Seperti kejujuran, ketertiban, kedisiplinan. Menurut survei, ternyata kunci keberhasilan seseorang itu kejujuran, kerja keras dan disiplin," kata Alex.

Di hadapan lebih dari 1.000 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dekan, dan tenaga pengajar Untan yang mengikuti baik secara daring maupun langsung ini, Alex juga meminta untuk menumbuhkan semangat transparansi dan akuntabilitas agar setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik di lingkungan kampus.

"Kita ciptakan lingkungan di mana mahasiswa berani bersuara menyampaikan apa yang ia rasakan tidak benar. Harus kita hargai dan buka ruang itu. Tidak perlu kita gampang marah," terang Alex.

Mahasiswa dan generasi muda kata Alex, sangat berpotensi untuk menduduki jabatan-jabatan publik. Misalnya menjadi anggota DPR atau DPRD karena syarat umur minimal 21 tahun, untuk menjadi Bupati/Walikota 25 tahun, dan untuk menjadi Gubernur 30 tahun.

"Kalau mahasiswa aktif di lingkungan sosial, aktif berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan, masyarakat mempercayai dan mendorong menjadi anggota dewan, ya maju saja," pungkas Alex.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA