Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kamar Khusus hingga Bisnis Narkoba di Dalam Lapas Masih Jadi Persoalan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Kamis, 14 Oktober 2021, 08:18 WIB
Kamar Khusus hingga Bisnis Narkoba di Dalam Lapas Masih Jadi Persoalan
Tangkapan layar video yang memperlihatkan dugaan bisnis narkoba di Lapas Klas I Cipinang/Repro
rmol news logo Peredaran narkoba di dalam lapas masih menjadi persoalan yang tak kunjung selesai dibereskan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Baru-baru ini, dugaan bisnis narkoba hingga jual beli kamar penjara di Lapas Klas I Cipinang terungkap ke publik dalam video yang diunggah Narasi TV, Selasa (12/10).

Video tersebut, memperlihatkan bisnis narkoba yang ternyata masih bisa dilakukan di dalam lapas oleh para pengedar dengan sebutan PSK atau pedagang sabu keliling yang diorganisir bandar.

Pengakuan salah seorang napi di Lapas Klas I Cipinang, para pengedar leluasa menjajakan barang haram tersebut diduga telah dibekingi petugas lapas melalui setoran.

Selain penjualan sabu, Lapas Cipinang juga memiliki ruang khusus dengan fasilitas perabotan, mulai dari TV, AC, hingga akuarium. Kamar ini, kata seorang napi yang jadi narasumber Narasi TV, hanya bisa diakses dan digunakan oleh napi berduit.

Sedangkan napi yang tidak berduit akan menghuni lapas berkapasitas 40 orang setiap kamar. Mereka bahkan harus tidur di emperan beralaskan kardus, pun demi mendapat kardus tersebut harus mengeluarkan biaya Rp 30 ribu kepada sipir.

Masih dalam video Narasi TV, Kalapas Kelas 1 Cipinang, Tonny Nainggolan mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut.

"Saya akan cek dulu, namun setahu saya negara selama ini hanya memberikan tikar bagi mereka yang selama ini ada didalam penjara," ujarnya dikutip redaksi.

Sejauh ini, pihaknya mengaku telah melakukan razia besar-besaran di dalam lapas. Kejadian seperti yang diungkap salah satu napi tersebut pun diakuinya sudah tidak ada setelah adanya razia.

"Kalau itu memang masih ada, saya bingung nih," tambah Tonny.

Kini, kinerja Ditjen PAS terus disorot publik. Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly diminta untuk benar-benar melakukan perbaikan dan evaluasi atas kepemimpinan di Ditjen PAS yang saat ini dipimpin Reynhard Silitonga.

Apalagi, temuan tersebut menjadi rentetan kasus yang terjadi berkaitan dengan lapas di Indonesia.

Sebelumnya, publik juga dikagetkan dengan kasus kebakaran Lapas Tangerang dan menewaskan 49 narapidana. Belum lagi kasus penyanderaan sipir oleh napi di Pontianak, dan beberapa lainnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA