"Rumah keluarga saya dijarah komplotan pencuri sertifikat rumah. Tahu-tahu sertifikat rumah milik ibu saya telah beralih nama di BPN padahal tidak ada AJB, tidak ada transaksi, bahkan tidak ada pertemuan apapun dengan ibu saya," kata Dino Patti Djalal di akun Twitternya, Selasa malam (9/2).
Ia mengurai, komplotan sudah secara terencana menargetkan rumah ibu yang sudah berusia senja dengan modus mengincar target hingga membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) palsu.
"Berkolusi dengan broker hitam dan notaris bodong, dan pasang figur-figur 'mirip foto di KTP' yang dibayar untuk berperan sebagai pemilik KTP palsu," jelasnya membeberkan modus pelaku.
Saat ini, kasus tersebut sedang diusut pihak kepolisian. Ia berharap pihak kepolisian mengusut tuntas hingga ke akarnya.
"Polisi harus bisa dan berani membongkar tuntas para sutradara/bos/aktor intelektual komplotan pencuri sertifikat rumah ini, bukan hanya menangkap
kroco-kroconya. Komplotan ini sangat lihai dan licin, dan sudah terlalu banyak merugikan rakyat," tegasnya.
Tak hanya kepada pihak kepolisian, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) ini juga meminta kasus tersebut menjadi atensi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Saya mohon perhatian Gubernur Anies Baswedan dan Kapolda Metro untuk meringkus semua komplotan mafia tanah yang kiprahnya semakin rugikan dan resahkan rakyat. Saya juga harap masyarakat agar berani lawan mafia tanah," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: