Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

KPK Buka Penyelidikan Baru Terkait Pengadaan Barang Dan Jasa Bansos Untuk Menjerat Tersangka Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Jumat, 05 Februari 2021, 18:57 WIB
KPK Buka Penyelidikan Baru Terkait Pengadaan Barang Dan Jasa Bansos Untuk Menjerat Tersangka Baru
Jumpa pers KPK pada 5 Februari 2021/RMOL
rmol news logo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai melakukan penyelidikan baru untuk menjerat tersangka baru dalam kasus bantuan sosial (Bansos) Covid-19 di Kementerian Sosial.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Karyoto menjawab perkembangan dugaan keterlibatan dua politisi PDIP Ihsan Yunus dan Herman Herry dalam perkara yang menjerat Juliari Peter Batubara (JPB) saat menjabat sebagai Menteri Sosial.

Awalnya, Karyoto merespon soal hasil rekonstruksi yang memperlihatkan adanya pertemuan antara Ihsan Yunus dengan tersangka Matheus Joko Santoso (MJS), dan adanya dugaan pemberian uang dari tersangka Harry Van Sidabuke (HS) kepada operator Ihsan Yunus.

"Pada prinsipnya, rekonstruksi ini untuk menambah keyakinan JPU dan menambah amunisi di persidangan nanti," ujar Karyoto kepada wartawan, di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat sore (5/2).

Karyoto pun melanjutkan, pihaknya telah memerintahkan tim sidik agar hasil laporan penyidikan yang sudah ada saat penyidikan perkara suapnya untuk dilakukan penyelidikan baru untuk menjerat tersangka baru dalam perkara bansos ini.

"Semua hasil laporan penyidikan yang sudah ada yang kira-kira mengarah kepada tersangka baru, kita kembalikan ke penyelidikan dahulu untuk melakukan penyelidikan secara terbuka terhadap pengadaan barang dan jasanya, nanti akan dikaji satu-satu," ungkap Karyoto.

Sehingga kata Karyoto, pada penyelidikan terbuka perkara pengadaan barang dan jasanya ini, penyelidik KPK akan mendalami soal keterlibatan pihak-pihak lain termasuk yang sudah bermunculan beberapa nama di publik.

"Jadi kita tidak terlalu bisa secara aktif karena ini masih kembali ke penyelidikan lagi. Nanti akan kita urut satu-satu, bagaimana cara mendapatkannya, siapa yang melaksanakan, bagaimana harganya, apakah ada kewajaran harga dan lain-lain," jelas Karyoto. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA