Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Publik Menanti Keberanian KPK Membongkar Kasus Dugaan Suap Bansos Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Senin, 21 Desember 2020, 17:41 WIB
Publik Menanti Keberanian KPK Membongkar Kasus Dugaan Suap Bansos Covid-19
Gedung KPK di kawasan Kuningan, Jakarta/Net
rmol news logo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus mengusut tuntas kasus dugaan korupsi proyek bantuan sosial (Bansos) Covid-19. Tidak boleh berhenti pada Menteri Sosial (nonaktif) Juliari P. Batubara.

Koordinator Laskar Pemuda Anti Korupsi (Lapak) Angga Pribadi menyatakan, seperti pemberitaan di media nasosial, kesaksian para pelaku dan bukti-bukti lain menunjukkan bahwa Juliari tidak menikmati sendiri hasilnya.

Berdasarkan penelusuran Majalah Tempo seperti dikutip Angga Pribadi, diduga ada campur tangan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dalam penunjukan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) untuk pemesanan 1,9 juta kantong sembako yang akan dibagikan kepada masyarakat.

Isu lain juga berkembang, bisa jadi dana suap yang didapat dari kartel sembako jaringan Kemensos, juga diarahkan bagi pemenangan Gibran dalam Pilkada Solo beberapa waktu lalu.

Angga Pribadi menyebutkan, jika dikalkulasi kasar, kebutuhan pengadaan sembako untuk bantuan Covid-19 mencapai 21 juta yang dibagi 12 gelombang. Dengan nilai pengadaan Rp 300 ribu per paket sembako, maka negara menghabiskan dana hingga Rp 6,3 triliun.

"Uang yang harusnya dinikmati masyarakat terdampak corona nyatanya diduga dijarah secara berjamaah," ujar Angga Pribadi kepada wartawan, Senin (21/12).

Menurutnya, mengungkap kebenaran inilah yang kini menjadi tugas berat KPK.

Publik menanti keberanian KPK membongkar kasus suap bansos Kemensos agar dapat menyeret para pelaku dan penikmat uang haram sembako ke meja hijau.

"Kami yang berencana menyambangi KPK berharap agar KPK bersungguh-sungguh menangkap pelaku suap, tak hanya berhenti sampai Juliari. Siapapun mereka, KPK jangan segan dan tak perlu ragu," tutup Angga Pribadi.

Adapun Gibran, Walikota Solo terpilih itu dengan tegas membantah tudingan bahwa dirinya memberi rekomendasi kepada Kemensos untuk membuat goodie bag bansos Covid-19 ke PT Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Itu enggak bener. Saya itu tidak pernah merekomendasikan, memerintah atau ikut campur dalam urusan bansos ini. Apalagi merekomendasikan goodie bag, enggak pernah seperti itu," katanya usai blusukan di kawasan Banjarsari, Solo, Senin (21/12).

Gibaran pun menantang agar kabar ini dikroscek ke KPK dan pihak Sritex. Suami dari Selvi Ananda tersebut memastikan pemberitaan yang muncul tidak benar dan tidak bisa dibuktikan.

Menurutnya, jika ada niat untuk korupsi, maka hal itu sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Hanya saja, dia memastikan dirinya tidak pernah ada niatan untuk korupsi.

"Enggak saya enggak pernah seperti itu. Kalau pengin proyek ya proyek yang lebih gede, PLN, Pertamina, jalan tol, itu nilainya triliunan. Saya enggak pernah seperti itu. Apalagi ikut campur seperti itu," tutup Gibaran. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA