Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AJI: Walau Ganti Presiden Dan Kapolri, Kekerasan Terhadap Wartawan Tidak Pernah Terselesaikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Sabtu, 10 Oktober 2020, 12:17 WIB
AJI: Walau Ganti Presiden Dan Kapolri, Kekerasan Terhadap Wartawan Tidak Pernah Terselesaikan
Abdul Manan/Repro
rmol news logo Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Abdul Manan pesimis kasus kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dapat diselesaikan.

"Kalau ditanya, ragu polisi bisa selesaikan kasus ini," kata Abdul Manan dalam konferensi pers virtual, Sabtu (10/10).

Pasalnya, dia mengungkap, pada September 2019, AJI Makassar telah melaporkan tindak kekerasan terhadap tiga orang wartawan, kemudian pada Oktober di Polda Metro Jaya namun hingga kini kasus tersebut tidak ada perkembangan.

Wartawan Majalan Tempo ini mengaku tidak heran apalagi kecewa dengan sikap polisi yang demikian, karena telah menjadi persoalan klasik meskipun Presiden dan Kapolri berganti kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap wartawan tidak ada yang terselesaikan.

"Setiap kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian sama sekali tidak terproses hukum. Walaupun ganti Presiden dan Kapolri tetap sama," tandasnya.

Dia mengukapkan, tindak kekerasan terhadap wartawan selalu terjadi ketika merekam aksi kekerasan polisi terhadap masyarakat seperti memukuli peserta unjuk rasa. 

"Itu ketika wartawan sedang merekam aksi mereka melakukan kekerasan terhadap masyarakat, dan polisi tidak ingin diketahui. Wartawan selalu jadi korban ketika itu (merekam kekerasan mereka)," pungkas Abdul Manan.

Terbaru, beberapa wartawan mengalami tindak kekerasan pada saat melakukan tugas jurnalistik meliput aksi unjuk rasa penolakan omnibus law UU Cipta Kerja di Jakarta.

Wartawan Merahputih.com atas nama Ponco Sulaksono ditangkap aparat kepolisian saat tengah meliput aksi menolak omnibus law di kawasan Gambir, Jakarta Pusat Fotografer Suara.com, Peter Rotti dan Thohirin dari cnnindonesia.com juga mendapat tindak kekerasan aparat.

Peter Rotti diketahui tengah melakukan peliputan di daerah Thamrin. Ia merekam tindakan polisi yang diduga mengeroyok demonstrasi. Sehingga, seorang polisi yang diduga Brimob menghampiri dan meminta kamera Peter. Peter pun menolak, dan polisi tersebut lantas merampas kamera Peter.

Peter juga mendapatkan perlakukan kekerasan, seperti dipukul, ditendang oleh gerombolan Brimob. Kamera Peter pun dikembalikan, namun kartu memori penyimpanan gambar diambil oleh Brimob tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA