Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sengkarut POP Kemendikbud, KPK Rencanakan Undang Nadiem Makarim

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Rabu, 29 Juli 2020, 19:38 WIB
Sengkarut POP Kemendikbud, KPK Rencanakan Undang Nadiem Makarim
Wakil Ketua KPK, Lili Pintauli Siregar/Repro
rmol news logo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berencana akan memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim untuk menanyakan beberapa hal soal sengkarut program organisasi penggerak (POP) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua KPK, Lili Pintauli Siregar saat menjadi pembuka acara webinar bertajuk "Menjaga Integritas Dalam Implementasi Kebijakan PPDB" yang juga dihadiri oleh Nadiem Makarim pada Rabu (29/7).

Awalnya, moderator acara ini, Budi Setyarso menyampaikan agar pimpinan bisa bersurat kepada pihak-pihak terkait hasil rekomendasi acara webinar ini.

"Tapi mungkin juga bisa disambung ya kalau rekomendasi untuk hari ini kita bisa sampaikan ke Pak Menteri, ke Mas Menteri, karena untuk beberapa hal terkait yang sekarang lagi ramai POP itu ya kan kita juga mengundang, rencana mengundang Pak Menteri kemari, bersama Irjen dan Dirjennya," ujar Lili Pintauli Siregar, Rabu (29/7).

Lili menambahkan, persoalan sengkarut POP di Kemendikbud juga menjadi agenda KPK untuk mendalami untuk menelaah program unggulan Mendikbud Nadiem Makarim itu.

"Jadi mungkin itu juga nanti bisa salah satu agenda yang kita sampaikan selain kita akan menelaah tentang kebijakan tersebut," singkat Lili.

Sekadar Diketahui, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan PGRI telah menyatakan mengundurkan diri dari program dari Kemendikbud tersebut, yakni Program Organisasi Penggerak (POP).

Belakangan Nadiem mengaku minta maaf terhadap Muhammadiyah, NU dan PGRI. Nadiem juga meminta Muhammadiyah, NU dan PGRI kembali bergabung dengan program unggulan Kemendikbud itu.

Meski demikian, NU dan Muhammadiyah tepa bersikukuh tidak akan ikut dalam program tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA