"Semakin yakin kalau itu bukan bunuh diri. Nggak mungkin kan anak saya depresi, hasilnya aja udah ketahuan dia negatif (HIV) kan,†kata Turinah saat dihubungi wartawan, Selasa (28/7).
Terlebih, sambung dia, jika Yodi memutuskan untuk mengakhiri hidup sementara belum mengetahui hasil tes HIV dirinya. Kendati demikian, Turinah mengamini kronologi atau konstruksi penyidik Direskrimum Polda Metro Jaya bahwa Yodi setelah dicek transaksi rekening pernah berobat ke dokter spesialis kulit dan kelamin.
“Padahal itu kan anak saya keluhannya juga karena penyakit kulit. Penyakit kulit ada ruam, gatal-gatal kayak ngerepes gitu mungkin, saya juga nggak lihat (langsung). Almarhum sering gatal-gatal gitu, nggak penyakit berat, enggak. Paling diobatin sama obat kulit biasa juga sembuh, mungkin ini nggak sembuh kali, makannya dia terus periksa ke spesialis kulit," ujarnya.
Dengan begitu, menurut Turinah, kesimpulan Yodi tewas akibat bunuh diri terlalu prematur lantaran ia menganggap banyak kejanggalan yang belum mampu diungkap oleh polisi.
"Masa polisi ngasih kesimpulan anak saya bunuh diri, kalau menurut saya itu terlalu pagi terlalu dini, harusnya didalami lagi,†tandas dia.
Turinah menduga ada yang menyuruh anaknya untuk membeli sebilah pisau di Ace Hardware Rempoa.
"Kalau beli pisau itu kan bisa saja disuruh sama pembunuhnya untuk mengalihkan mengelabui petugas ya tahu sendiri namanya pembunuhan berencana kan," sambungnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Tubagus Ade Hidayat menyampaikan, dari hasil serangkaian pemeriksaan saksi, melakukan analisa mendalam terhadap temuan di TKP, hasil otopsi, barang bukti hingga keterangan ahli menyimpulkan Yodi tewas karena bunuh diri.
Hasil otopsi menyatakan, Yodi meninggal akibat luka senjata tajam. Yakni di bagian leher terdapat dua tusukan menembus tenggorokan dan emoat tusukan di bagian dada menembus ke paru-paru bagian bawah.
Berdasarkan keterangan ahli, kata Tubagus, orang yang hendak melakukan bunuh diri biasa ditemukan luka percobaan. Hal itu pun ditemukan dokter forensik dari jenazah Yodi.
"Ditemukan fakta bahwa 4 luka di dada, 2 hingga 3 di antaranya hanya luka dangkal 1 sampai 2 cm, itu yang dianggap percobaan," imbuh Tubagus.
Polisi menyebut tak ada saksi satupun yang melihat korban bunuh diri. Sehingga pembuktian dugaan bunuh diri tersebut dilakukan secara scientific melalui olah TKP, uji Laboratorium Forensik, mencari bukti pendukung, memeriksa saksi dan saksi ahli.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.