Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam mengatakan, publik sangat menginginkan kedua pelaku tersebut dihukum berat lantaran ekspektasi tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) tak sesuai dengan harapan.
"Inilah sebab kalau otak intelektualnya belum terungkap, sehingga ekspektasi publik lebih besar daripada fakta yang sebenarnya," ujar Saiful Anam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (16/7).
"Publik terlalu lama menunggu pelaku penyiraman Novel, sehingga keinginan publik menjadi liar, termasuk berkeinginan menghukum berat siapapun yang telah didakwa melakukan penyiraman air keras kepada Novel," imbuhnya.
Namun demikian, Saiful mengaku penasaran terhadap kedua terdakwa yang akan divonis hari ini di PN Jakarta Utara. Apakah keduanya merupakan benar-benar pelaku sesungguhnya atau bukan.
"Namun yang perlu diingat benarkah pelakunya kedua terdakwa yang sedang diadili? Atau jangan-jangan hanya figuran saja, kalau figuran sama juga bohong. Saya memaklumi keinginan publik sangat besar akan kasus Novel ini, tapi jangan sampai yang diadili figuran atau bahkan salah orang," jelasnya.
Karena kata Saiful, jika keduanya ternyata bukan pelaku sebenarnya, maka pelaku yang sesungguhnya akan aman dari tuntutan hukum.
"Kalau seperti itu enak benar pelaku yang sebenarnya, maka kalau memang menurut fakta persidangan kedua orang tersebut bukan pelakunya, maka menurut saya bebaskanlah, tapi kalau memang benar kedua orang tersebut pelakunya maka hukumlah seberat-beratnya," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: