Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang menyatakan, skor institusi Polri pada tahun 2019 adalah 68 persen, turun dari tahun 2018 yakni 72 persen.
Namun demikian, perlu diingat 2019 adalah tahun Politik dimana serangan HOAX dan sentimen negatif terhadap Polri gencar dilakukan dengan tujuan delegitimasi dan mengkendorkan kinerja Polri agar agenda-agenda politik dan gangguan keamanan yang dilakukan pihak-pihak tertentu bisa berhasil. Angka 68 persen adalah nilai framing positif pemberitaan baik media massa maupun media sosial.
Indonesia Indicator menyebutkan bahwa framing positif ini didapatkan dari kinerja Polri dalam pengamanan Pemilu 2019, penanggulangan terorisme, konflik Papua, pemberantasan Narkoba dan penanganan aksi mahasiswa.
Tokoh di luar intitusi Polri yang disebut berperan positif terhadap kinerja Polri adalah Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Menkopolhukam Wiranto.
"Masih banyak catatan yang perlu diperbaiki oleh Humas Polri, namun secara umum kinerjanya sudah dianggap baik. Perbaikan yang harus dilakukan adalah kolaborasi dengan pihak-pihak yang memiliki kompetensi dalam mengelola/manajemen isu sehingga cepat tanggap dan segera terkendali sebelum menjadi liar," demikian kata Rustika, Senin (30/12).
Rusita menambahkan, Humas Polri harus memanfaatkan popularitas (shareable) berita-berita tentang Polri oleh media arus utama maupun media sosial sehingga isi pemberitaan menaikkan sentimen positif sehingga meningkatkan citra Polri.
Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis, MS.i. merespons paparan Indonesia Indicator tersebut dengan komitmen peningkatan kinerja Polri dengan meningkatkan kinerja Polri dalam berbagai lini, termasuk peningkatan SDM, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan internal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: