Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

KPK Panggil Dirut Garuda Maintenance Dan CSL PT HM Sampoerna Dalam Kasus Suap Pengadaan Pesawat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Senin, 16 Desember 2019, 10:30 WIB
KPK Panggil Dirut Garuda Maintenance Dan CSL PT HM Sampoerna Dalam Kasus Suap Pengadaan Pesawat
KPK masih terus usut kasus dugaan suap pengadaan pesawat di Garuda Indonesia/RMOL
rmol news logo Kasus dugaan suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus S.A.S dan Rolls-Royce di PT Garuda Indonesia masih belum dituntaskan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena itu, penyidik KPK kali ini memanggil pegawai dan mantan pegawai PT Garuda Indonesia untuk dimintai keterangannya.

Keempat saksi yang dipanggil ialah VP Corporate Secretary and Investor Relations PT Garuda Indonesia, Hengki Heriandono; mantan EVO Human Capital & Corp Supp Service PT Garuda Indonesia, Heriyanto Agung Putra; Corporate Secretary & Legal PT HM Sampoerna sekaligus mantan Corporate Secretary & Legal PT Garuda Indonesia, Ike Andriani; serta Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, Iwan Joeniarto.

"Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka HDS (Hadinoto Soedigno)," kata Jurubicara KPK, Febri Diansyah kepada wartawan, Senin (16/12).

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan tiga orang tersangka. Yakni eks Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar; Bos PT MRA, Soetikno Soedardjo; dan Direktur Teknik Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia, Hadinoto Soedigno.

Hadinoto diduga kuat menerima uang dari Emirsyah Satar. KPK menduga Emirsyah telah menerima uang suap dari perusahaan manufaktur terkemuka asal Inggris Rolls-Royce untuk pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014 oleh PT Garuda Indonesia melalui Soetikno yang saat itu menjabat sebagai Beneficial Owner dari Connaught International Pte Ltd yang berlokasi di Singapura.

Emirsyah diduga kuat telah menerima uang dari Soetikno sebesar Rp 5,79 miliar. Disinyalir uang itu untuk membayar satu unit rumah yang berlokasi di Pondok Indah. Emirsyah juga diduga menerima uang senilai 680 ribu dolar Singapura dan 1,02 juta euro yang dikirim ke rekening perusahaan miliknya di Singapura. Plus 1,2 juta dolar Singapura untuk pelunasan apartemen di Singapura.

Selain itu, Soetikno juga disebut mengalirkan uang kepada Hadinoto Soedigno. Diduga Soetikno telah memberi sebesar 2,3 juta dolar Singapura dan 477 ribu euro yang dikirim ke rekening Hadinoto di Singapura. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA