Salah satunya yang menjadi perhatian dunia yakni mengenai energi terbarukan atau
green energy adalah
hydro power yang mengubah air menjadi energi. Di Indonesia yang dikenal memiliki kekayaan luar biasa di bidang maritim mampu memproduksi teknologi energi ramah lingkungan tersebut.
"Tadi pagi juga bersama-sama melihat energi terbarukan atau
hydro power menjadi sangat impian banyak orang untuk investasi lebih banyak di Indonesia karena kita punya
role materialnya juga banyak di Indonesia," ungkap Luhut di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (6/11).
Untuk menekan pencemaran lingkungan, Luhut memiliki gagasan untuk secara bertahap mengurangi ekspor bahan mentah seperti nikel agar dapat diproduksi di dalam negeri dan diekspor dalam bentuk bahan jadi.
"Jadi kita akan secara bertahap mengurangi ekspor
role material kita kita akan lihat bagaimana diproses di dalam negeri tentu dengan investasi yang terbuka kepada seluruh
foreign directly invesment jadi tidak maksudnya jadi nasionlistik menutup tadi," paparnya.
Pihaknya juga bertemu dengan perusahaan besar bernama IAET dari Amerika Serikat yang telah mengimpor bahan baku slagsteel dari Morowali namun terkena kendala tarif 25 persen.
"Tapi kita bersihkan kan itu semi product apa semi finish product, jadi di Amerika masih proses lagi jadi dengan ada Morowali ada Vedave sekarang itu sudah terlihat sekali bagaimana Indoneasia sudah mulai masuk dalam
suplay chain global kemudian kemarin di Tiongkok juga bersama kami juga beberapa perushaan negara lain itu bersama-sama," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: