"Saya kira setiap orang berhak melapor. Tapi saya melihat rasa-rasanya tidak perlu, karena ini hanya masalah pandangan dan lebih pada etika dan ketidakpatutan," kata Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom saat dihubungi redaksi, Selasa (20/8).
Namun demikian, Gomar menyayangkan masih ada pemuka agama apalagi sekeliber UAS yang menyampaikan isi ceramah sedemikian.
"Para pemimpin agama itu harusnya bijak, begitu juga umat beragama harus bijak, jangan mudah terpancing," ucapnya.
Dia juga menganggap umat Kristiani tidak sedikitpun ternoda dengan isi cemah UAS tersebut.
"Tidak usah terpancing dan tersulut emosi, kalau merasa tersakiti lebih baik maafkan UAS," sebut Gomar.
Lanjut Gomar, ini adalah pelajaran berharga sekaligus momen menjelaskan makna salib dan menyampaikan Yesus Kristus sebagai juruselamat.
Ditambah, semua umat beragama harus terus memperhatikan dan meningkatkan pendidikan terutama pendidikan agama dan toleransi.
Pada sisi lain, PGI berpendapat, regulasi terkait penodaan agama yang dinilai merupakan pasal karet harus ditinjau ulang.
"Saya berharap kepada parlemen kita yang sedang membahas RUU KUHP, untuk mengeluarkan pasal-pasal penodaan agama yang tidak perlu secara hukum," demikian Gomar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: