Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

KPK Memang Sepatutnya Lebih Radikal!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 21 Juni 2019, 15:35 WIB
KPK Memang Sepatutnya Lebih Radikal<i>!</i>
Ketua Umum PP Pemuda Muhamadiyah, Sunanto kanan) bersama Ketua Bidang Hukum PP Pemuda Muhammadiyah, Razikin Juraid (kiri)/Dok
rmol news logo Isu radikalisme muncul belakangan ini seolah negara dalam ancaman serius.

Beberapa pihak menyatakan bahwa radikalisme telah masuk dalam institusi negara.

Salah satu institusi Negara yang telah terpapar radikalisme adalah TNI. Menteri Pertahanan Riyamizar Riyacudu mengatakan, 3 persen prajurit TNI terpengaruh radikalisme. Begitu pula Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disinyalir banyak pegawai antirasuah menganut paham radikalisme.

Ketua Bidang Hukum PP Pemuda Muhammadiyah, Razikin Juraid berpendapat, kekhawatiran terhadap radikalisme adalah sesuatu keharusan, jika yang dimaksud sebuah pemahaman dan gerakan keagamaan diikuti dengan aksi bom bunuh diri.

"Apakah konteks pemahaman radikalisme yang dimaksud adalah doktrin bom bunuh diri, yang terpapar pada anggota TNI, pegawai KPK atau pada institusi negara lainnya? Maka perlu kehati-hatian dalam memberikan penilaian, apalagi penilaian itu hanya didasari dengan melihat tampilan keagamaan seseorang," ujar Razikin seperti dikutip dari pers rilis Komunitas Pemuda Madani kepada redaksi, Jumat (21/6).

"Misalnya berjenggot, celana puntung, jidadnya hitamnya dan lain-lain," lanjut Razikin

Menurutnya, kehati-hatian itu sangat penting mengingat radikalisme itu muncul dalam konteks pertarungan hegemoni politik global antara timur dengan Barat.

"Artinya Indonesia tidak boleh terhegemoni dengan wacanan radikalisme, yang ada akhirnya kita saling mencurigai sesama anak bangsa," jelasnya.

Mesti tak dipungkiri, sambung dia, radikalisasi di kalangan Islam Indonesia dampak dari ketidakefektifan kinerja pemerintahan (ungovernabilitty), terjadinya liberalisasi demokrasi-politik. Ditambah faktor situasi sosial, politik, ekonomi dan budaya baik domestik dan internasional juga berkonstriusi menguatnya radikalisasi dikalangan Islam.

Razikin mengimbau semua pihak untuk berhati-hati menjustifikasi lembaga tertentu terpapar radikalisme, termasuk di KPK. Karena isu radakalisme tidak berdiri sendiri, ada banyak kepentingan mengikut di belakangnya.

"Menurut kami, ekspresi keagamaan pimpinan dan pegawai KPK justru merupakan cerminan kepasrahan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kepasrahan kepada Tuhan, mereka harus lebih radikal dalam melawan koruptor. Karena hanya Tuhan satu-satunya yang pantas ditakuti," tutup Razikin.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA