Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Patroli Siber Polisi Kini Fokus Di WhatsApp

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Jumat, 14 Juni 2019, 19:37 WIB
Patroli Siber Polisi Kini Fokus Di <i>WhatsApp</i>
Sosial media/Net
rmol news logo Selain berpatroli siber di sosial media, Jajaran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim juga melakukan hal yang sama di sejumlah WhatsApp Group (WAG).

Kasubdit 2 Ditsiber Bareskrim, Kombes Rickylando menjelaskan, patroli siber hingga ke WAG dilakukan karena kerap disalahgunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau hoax. Ia menambahkan, saat ini trend penyebaran hoax di WAG meningkat.

"Mereka kan berpikir menyebarkan hoax di grup WhatsApp itu lebih aman dibandingkan di media sosial, karena itu kami melakukan patroli siber di grup-grup WhatsApp juga selain di media sosial," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/6).

Ricky menjelaskan bahwa peredaran hoax lewat media sosial kini sudah mulai menurun perlahan, kendati masih ada beberapa akun yang turut serta menyebarkan hoax. Namun peredaran hoax itu masih signifikan WAG.

Ricky mengungkapkan bahwa patroli siber di WAG tidak melanggar UU apapun, karena itu Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dapat masuk ke WAG dan menangkap siapapun yang menyebarkan info bohong atau hoax.

"Coba dibaca lagi, UU apa yang dilanggar kami ini. Kan belum ada yang mengatur itu. Lagi pula hoax ini masif beredar di grup WhatsApp," katanya.

Menurut Ricky, patroli siber di WAG sudah dilakukan polisi sejak peredaran hoax masif saat Pilpres 2019. Ricky juga mengaku tidak menutup kemungkinan patroli siber di WAG akan terus dilakukan usai pelantikan presiden dan wakil presiden nanti.

"Bisa saja setelah pilpres nanti, ada hoaks-hoaks lain yang beredar yang menyerang pemerintah atau menyerang secara personal. Itu akan jadi pertimbangan kami untuk diteruskan nanti," ujarnya.

Namun begitu, polisi tidak akan sewenang-wenang untuk masuk ke dalam WAG, selama tidak ada laporan dari anggota WAG tersebut maupun dari masyarakat yang resah dengan pemilik akun penyebar hoax.

"Kami kan tidak bisa langsung main masuk ke grup saja. Untuk melakukan itu, kami tetap harus ada laporan dulu dari masyarakat," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA