"Sudah pada proses mempelajari kronologi peristiwa. Kami sudah bisa membedakan antara aksi damai dalam bentuk ibadah, buka puasa, dan tarawih dengan aksi yang memang sengaja anarkis, rusuh, menyerang petugas. Ini ada dua segmen berbeda," kata Kapolri, Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Rabu (5/6).
Di segmen pertama, ujarnya, peserta aksi tak memiliki agenda khusus untuk membuat kerusuhan. Hal itu berbanding terbalik dengan segmen kelompok kedua.
"Peristiwa yang ada korban meninggal itu adalah peristiwa pada segmen kedua, bukan segmen pertama. Jadi kalau ada menyampaikan orang sedang berbuka puasa atau tarawih diserang, (itu) tidak benar," lanjutnya.
Sementara itu, tim Bareskrim akan mengusut pihak yang mendatangkan massa dari berbagai daerah.
"Dari 441 orang yang kami tahan sekarang, ada kelompok dari Lampung, Banten, dan Aceh. Nanti akan diungkap siapa yang mengundang mereka ke sini, siapa yang membiayai mereka," kata dia.
Tak hanya itu, demi menjaga kepercayaan masyarakat, tim ini akan diawasi Kompolnas dan bekerja paralel dengan tim investigasi buatan Komnas HAM.
"Kami tidak ingin dianggap eksklusif, nutup-nutupin. Jadi tim Komnas HAM dengan tim kami bekerja secara paralel. Nanti juga kami mungkin dengan Ombudsman," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.