"Awalnya saya ikut-ikutan dan di situ saya kena gas air mata, saya sakit hati dan saya membantu supaya pendemo semakin lebih mudah untuk mendapatkan batu," aku Andri di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/5).
Andri menjadi bulan-bulanan pasukan Brimob karena kedapatan menyiapkan properti perang seperti batu dan menyiapkan air yang ditaruh ke dalam jerigen untuk para demonstran membasuh muka dari efek gas air mata.
"Saat itu saya memang mau melarikan diri, tapi di belakang ada Brimob dan saya kembali lagi ke lapangan itu. Dan ternyata saat itu saya ditangkap," kata Andri.
Pria berumur 30 tahun ini juga berpesan kepada para keluarga dan sahabat bahwa dirinya masih hidup. Tidak seperti video viral yang menyebutkan setelah digebuku oknum polisi dia meninggal dunia.
"Untuk teman, rekan atau keluarga yang melihat video itu, itu saya dan saya belum meninggal," pungkas Andri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.