Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Polri Indikasi Massa Aksi 21-22 Mei Terbagi Damai Dan Perusuh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 23 Mei 2019, 18:35 WIB
Polri Indikasi Massa Aksi 21-22 Mei Terbagi Damai Dan Perusuh
Irjen Pol. M Iqbal/RMOL
rmol news logo Polri menganalisis situasi pascarusuh aksi massa yang memprotes hasil Pemilu 2019.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dari analisis Polri, unjukrasa berlangsung damai sejak pagi hingga sore, kemudian muncul provokator di antara massa yang membuat kerusuhan.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal menjelaskan, massa terbagi dua segmen. Pada Selasa (21/5), massa di depan kantor pusat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyampaikan protes denagan sangat damai dan kooperatif. Bahkan diberi kelonggaran waktu untuk buka dan salat Magrib bersama aparat. Lanjut salat Isya dan Tawarih hingga pukul 21.00 WIB.

"Korlap mengimbau massa kembali dan Alhamdulillah kembali dengan tertib. Namun sekira pukul 21.30 WIB tiba-tiba muncul gelombang massa perusuh tanpa pemberitahuan melakukan tindakan anarkis dan provokatif," kata Iqbal dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Kamis (23/5).

Kerusuhan pun berlangsung hingga Rabu pagi (22/5) di Sabang, Tanah Abang, dan pembakaran markas polisi di Petamburan. Kemudian meluas ke Cideng, Jatibaru.

"Namun Alhamdulillah walaupun banyak dari kedua pihak jatuh korban, bisa kita kembalikan menjelang matahari terbit. Artinya dua segmen antara massa damai dan massa perusuh," ujarnya.

Pada Rabu (22/5), massa yang diperkirakan mencapai 6 ribu melakukan aksi damai di depan kantor pusat Bawaslu dengan tertib. Bahkan terlihat beberapa tokoh dan juga menyampaikan dengan baik sesuai aspirasi mereka.

Tepat pukul 18.00 WIB, massa aksi kembali meminta kelonggaran untuk buka bersama dan salat Magrib. Massa diijinkan salat berjamaah dengan petugas TNI dan Polri di depan Bawaslu.

"Tetapi tiba-tiba dari massa tersebut dari kelompok besar massa sekira 6 ribu itu ada 300-an massa yang kita kategorikan massa perusuh yang tiba-tiba melempar molotov batu dan seperti petasan roket dan memang dipersiapkan oleh mereka," jelas Iqbal.

Saat itu petugas kepolisian belum mempersiapkan alat-alat dalmasnya. Karena itu menyebabkan sembilan aparat terluka. Ketika coba dihalau bukan malah mereda, massa perusuh semakin brutal dan banyak hingga polisi pun membuat blokade. Massa mundur hingga ke Jalan Wahid Hasyir.

"Massa damai ketika ada kerusuhan tersebut yang dilakukan secara tiba-tiba oleh saya kira 300 kelompok massa perusuh semua berlari dan membubarkan diri. Tetapi 300 ini terus melakukan penyerangan dengan membabi buta kepada petugas. Bahkan tidak sedikit fasilitas umum dirusak," paparnya.

Lebih lanjut Iqbal menyebutkan, massa perusuh beraksi sejak siang di sekitar Slipi, Jakarta Barat, Mereka merusak dan membakar beberapa kendaraan dinas Polri. Satu unit bus Brimob dibakar dan dua bus Brimob dirusak.  

"Akhirnya polisi menangkap 185 orang tadi malam, bervariasi TKP yaitu sekitar Bawaslu, Patung Kuda, Sarinah, Menteng, Gambir, Slipi, Petamburan," kata Iqbal.

Tepat pukul 01.25, Polri mengklaim berhasil mengendalikan situasi, meski masih ada beberapa gelintir massa tanpa melakukan aksi.

"Di Wahid Hasyim yang ke arah Tanah Abang itu duduk sampai sahur tapi tidak melakukan aksinya. Begitu juga massa perusuh yang ada di Slipi dengan pendekatan-pendekatan yang dilakukan Kapolres Metro Jakarta Barat massa juga membubarkan diri," tandasnya.rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA