Saat ini tim masih memburu terduga lain guna mengantisipasi adanya gangguan teror menjelang Pemilihan Umum 2019 April nanti.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Syahardiantono menjelaskan bahwa tim Densus 88 terus mengembangkan perburuan dengan menggunakan data akurat yang ada. Termasuk dengan melakukan identifikasi terhadap temuan-temuan di tempat kejadian perkara (TKP)
“Baik itu info lapangan maupun digital. Itu dikembangkan, makanya dari Sibolga, Kaltim sampai Klaten. Total dari pengembangan kasus teror yang di Lampung, ada 10 tersangka,†katanya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/3).
Densus, sambung Syahar, masih melakukan pengejaran untuk mengembangkan seluruh jaringan terkait bom Sibolga dengan menganalisa setiap keterkaitan dan korelasi dengan apakah itu kejadian teror atau tidak.
“Ada saatnya nanti bisa diungkap dan disampaikan juga (ke media). Densus tiap saat bekerja dan pasti bekerja dengan data yang ada. Penyelidikan lapangan itu pasti,†sambungnya.
Pasca bom di Sibolga meledak, Polri melalui Densus telah mengamankan 10 orang dimana empat tersangka diamankan di Sibolga, dua di Tanjung Balai, satu di Klaten satu di Kalimantan Timur, dan satu di Lampung.
Mereka merupakan jejaring yang berkomunikasi dengan JAD yang berafiliasi ISIS. Mereka berbeda dengan dua pelaku teror yang ditangkap di Kalbar pada 10 Maret dan Riau pada 14 Maret.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: