“Itu masih sumir. Tim masih bekerja dari Polda Jateng dan Mabes Polri untuk mengungkap,†kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/2).
Kepolisian, sambung Dedi, bekerja berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang ada. Dedi menambahkan, penyidik harus betul-betul menangkap siapa pelaku maupun aktor di baliknya lantaran kejadian teror ini tidak berbeda dengan kasus tindak pidana terorisme dan narkoba.
“Kalau belum terungkap pelaku akan mengulangi pola-pola ini di kemudian hari. Ketika penyidik mampu menemukan alat bukti cukup, maka akan nanti merembet dengan rekam jejak masa lalu (pelaku) yang belum terungkap,†pungkas Dedi.
Indonesia Police Watch (IPW) menilai daerah Jawa Tengah adalah wilayah paling panas menjelang Pilpres 2019. Jateng merupakan lumbung suara Jokowi, ditambah kubu Prabowo membangun sejumlah posko pemenangan di sana, sehingga tidak mustahil ada kelompok tertentu yang memancing di air keruh untuk membenturkan kedua kubu.
"Bisa jadi sebagai bagian provokasi untuk memancing di air keruh. Polda Jateng jangan takut siapa pun untuk mengungkap kasus ini," ungkap Ketua Presidium IPW Neta S Pane.
IPW mencatat aksi pembakaran maupun percobaan pembakaran terhadap kendaraan di Jateng sudah terjadi 17 kali di Kota Semarang, 8 kali di Kabupaten Kendal, dan 1 kali di Kabupaten Semarang.
Jika aksi ini dibiarkan, sambung Neta, maka bukan mustahil kelompok tersebut akan beraksi ke daerah lain, misalnya ke ibukota Jakarta atau Jawa Barat.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.