Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

CATATAN SEPUTAR E-KTP

Ahhh, Media Kita

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
OLEH:
  • Senin, 29 Januari 2018, 16:46 WIB
<i>Ahhh, Media Kita</i>
Andi Arief/net
FAKTA adalah fakta. Kebenaran juga akan tetap jadi kebenaran selama fakta tidak dikurang dan ditambah. Beberapa media menulis berita SBY mengatur projek E-KTP dari Cikeas.

Sementara ada yang memberitakan nama SBY disebut dalam sidang E-KTP, ada juga yang menulis SBY menolak proyek E-KTP dihentikan. Media memang bisa menulis apa saja berdasarkan fakta. Namun apakah media tidak boleh kritis terhadap sebuah peristiwa yang menurut pandangan mata dan pendengarannya ada yang aneh, anomali dan lain-lain.

Wartawan diorder tidak mementingkan sikap kritis, sehingga berani mengambil penggalan yang sudah disiapkan. Wartawan pintar harus menulis utuh dan akan menulis keganjilan jika memang terjadi.

Sebegitu banyak wartawan dan media yang hadir di persidangan Setnov saat keterangan Mirwan Amir. Apakah hanya dipersiapkan untuk menulis nama SBY jika disebut agar pemesannya bisa mendapat alasan untuk diskreditkan BY dalam E-KTP. Entahlah. Bahkan Rakyat Merdeka Online yang saya anggap punya otak besar tiba-tiba terjerumus dalam order yang saya duga.

Apa yang terjadi dengan media-media di Indonesia? Ke mana AJI, ke mana PWI, ke mana para pejuang pers bebas dan objektif? Apa sudah pindah meminati isu pilkada dan LGBT, ketimbang kualitas jurnalis?

Di bawah ini ada rekaman tanya jawab Mirwan Amir dan pengacara hitam Firman Wijaya. Hitam karena hobi membela koruptor dan orangnya agak hitam. Dari video ini keterangan Mirwan Amir untuk pertanyaan yang sama memiliki dua jawaban yang bagai bumi dan langit. (klik di sini)

Sayang bumi dan langit diabaikan, salah satunya oleh jurnalis di Pengadilan Tipikor. Firman Wijaya Hitam menanyakan pertanyaan apakah Mirwan Amir pernah bertemu SBY bicarakan E-KTP. Jawaban pertamanya tidak bernah bertemu SBY bicara E-KTP, tapi ditanya lebih lanjut dengan pertanyaan yang sama Mirwan mengaku ketemu SBY menyampaikan usulan bahwa E-KTP bermasalah dan bilang SBY melanjutkan demi Pilkada.

Mirwan Amir yang sudah bilang tidak pernah bertemu SBY urusan KTP, hanya dalam hitungan detik mengubahnya.

Untung ada Kompas TV yang masih punya standar jurnalistik yang cukup jeli merekam dua cerita berbeda Mirwan Amir, sehingga pembaca mengerti bahwa ada yang tidak biasa dan kemungkinan ada rekayasa yang disiapkan. Informasi sesat sudah menyebar ke publik, Mirwan Amir dan Firman Wijaya harus memberi klarifikasi, cara-cara ini harus dihentikan.

Dicari, mereka yang mau jihad informasi untuk bertemu kedua orang ini agar tidak lari dari tanggung jawab. Mari tanyakan kepada Firman Wijaya pada hari Kamis nanti apa maksud dia yang sesungguhnya memproduksi informasi buruk, bila perlu dipaksa agar tak terulang kembali. Ini langkah awal kita mendukung pemerintah melawan hoaks dengan ramai-ramai mendatangi Firman Wijaya pada Kamis nanti, mari Jihad Informasi. [***]

Penulis adalah mantan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA