Diketahui, Hediyanto rawan terseret dalam pusaran dugaan kasus suap Anggota Komisi V DPR, Damayanti Wisnu Putranti. Setelah tim KPK menggeledah ruang kerjanya, dan juga telah memeriksanya.
"Tapi prediksi saya, dia tak akan mundur karena tak punya rasa malu dan tanggung jawab," ujar Direktur Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi di Jakarta, Kamis (4/2).
Selain berkinerja buruk, menurut Uchok, Bina Marga dalam delapan tahun dipimpin Hediyanto, telah menjadi sarang korupsi. Banyak pembangunan jalan trans atau negara yang dibangun Bina Marga tapi tidak memenuhi standar kualitas konstruksi. Usia jalan paling lama setahun, kemudian rusak kembali.
"Kalau Dirjen Bina Marga seorang kesatrian yang bertanggungjawab, maka dia pasti mundur. Tapi sayangnya, itu tak akan penting bagi dia," katanya.
Alasannya, kata Uchok, Dirjen akan lebih memilih untuk mengamankan kepentingan atau proyek dari orang yang telah membekingnya. Mundur dari jabatan akan dianggap tidak penting, meskipun itu akan bertentangan dengan harga diri dan pertanggungjawaban moral ke masyarakat.
"Dirjen tak lagi punya kemaluan. Karena dia merasa ada orang kuat yang membekingi secara politik sehingga tidak penting untuk mengundurkan diri," ujar Uchok.
Menanti kesadaran untuk mundur menjadi sesuatu kejadian yang mustahil. Karena itu, satu-satunya keputusan ada pada Menteri PU-PR Basuki Hadimuljono segera mencopot Hedijanto.
Hediyanto diduga membiarkan Ditjen Bina Marga menjadi sarang korupsi. Setiap ada tender proyek pembangunan jalan, perusahaan pemenang hanya itu-itu saja. Perusahaan pemenang tender merupakan binaan pengambil keputusan di Bina Marga.
"Publik sudah tahu bahwa di wilayah Dirjen ada korupsi, tapi Dirjen ternyata muka tembok, pura-pura tidak tahu saja, tidak ada korupsi di wilayah kerjanya," tukas Uchok, bekas peneliti senior Fitra.
[rus]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: